Rabu, 11 Januari 2012

BUDAYA SOLO “SEKATEN”

Solo termasuk kebudayaan jawa.Di kota solo biasanya pada kelahiran nabi Muhammad yaitu 12 maulud (tahun jawa) kota solo mengadakan grebek maulud atau biasanya di sebut sekaten.Di mulainya sekaten biasanya di tandai dengan menabuhnya gamelan di sekitar  Masjid Agung Solo, biasa pada saat gamelan di tabuh pertama kali banyak pedagang yang menjual kinang di sekitar Masjid Agung Solo.Tetapi yang boleh berjualan di sekitar komplek masjid hanya tertentu yaitu penjuala kinang ,pecut,dan 4 makanan khas sekaten yaitu cabuk rambak,wedang ronde,nasi liwet dan telor asin.
Pada saat gamelan di tabuh bertanda perayaan malam sekaten telah dimulai.Gamelan yang ditabuh adalah gamelan kyai Guntur madu dan kyai Guntur sari.Biasanya warga solo dan sekitarnya dating untuk melihat sekaten,tidak dari kota solo saja tetapi warga Negara asing juga ada yang mengunjungi sekaten.Sekaten biasanya mempunya ritual-ritual yaitu menabug gamelan,memandikan meriam pusaka kyai stomi,pengembalian pusaka di dalam kraton,pembagian sedekah raja berupa gunungan di masjid agung.
Biasanya yang di tunggu-tunggu masyarakat kota solo adalh saat pembagian gunungan .Gunungan itu berupa makanan tradisional dan hasil bumi.Sebelom di bagikan kemasyarakat gunungan itu didoakan oleh ulama kraton di masjid agung,setelah di doakan gunungan di arak dan dibagikan ke warga yang dating ke masjid agung.Biasanya warga berebutan untuk mendapatkan makanan dan hasil bumi,mereka meyakini kalo mendapatkan makanan itu akan di lancarkan rejekinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 11 Januari 2012

BUDAYA SOLO “SEKATEN”

Solo termasuk kebudayaan jawa.Di kota solo biasanya pada kelahiran nabi Muhammad yaitu 12 maulud (tahun jawa) kota solo mengadakan grebek maulud atau biasanya di sebut sekaten.Di mulainya sekaten biasanya di tandai dengan menabuhnya gamelan di sekitar  Masjid Agung Solo, biasa pada saat gamelan di tabuh pertama kali banyak pedagang yang menjual kinang di sekitar Masjid Agung Solo.Tetapi yang boleh berjualan di sekitar komplek masjid hanya tertentu yaitu penjuala kinang ,pecut,dan 4 makanan khas sekaten yaitu cabuk rambak,wedang ronde,nasi liwet dan telor asin.
Pada saat gamelan di tabuh bertanda perayaan malam sekaten telah dimulai.Gamelan yang ditabuh adalah gamelan kyai Guntur madu dan kyai Guntur sari.Biasanya warga solo dan sekitarnya dating untuk melihat sekaten,tidak dari kota solo saja tetapi warga Negara asing juga ada yang mengunjungi sekaten.Sekaten biasanya mempunya ritual-ritual yaitu menabug gamelan,memandikan meriam pusaka kyai stomi,pengembalian pusaka di dalam kraton,pembagian sedekah raja berupa gunungan di masjid agung.
Biasanya yang di tunggu-tunggu masyarakat kota solo adalh saat pembagian gunungan .Gunungan itu berupa makanan tradisional dan hasil bumi.Sebelom di bagikan kemasyarakat gunungan itu didoakan oleh ulama kraton di masjid agung,setelah di doakan gunungan di arak dan dibagikan ke warga yang dating ke masjid agung.Biasanya warga berebutan untuk mendapatkan makanan dan hasil bumi,mereka meyakini kalo mendapatkan makanan itu akan di lancarkan rejekinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar